Home Sejarah Sosok Buya Hamka, Dari Anak Nakal menjadi Pendakwah Nasional
Sejarah

Sosok Buya Hamka, Dari Anak Nakal menjadi Pendakwah Nasional

Share
Sosok Buya Hamka, Dari Anak Nakal menjadi Pendakwah Nasional
Share

Beritamuhammadiyah.com- Buya Hamka. Siapa yang tidak kenal dengan sosok pendakwah kondang yang satu ini? Buya Hamka atau nama lengkapnya Abdul Malik Karim Amrullah ini adalah seorang-yang selain dari pada menjadi seorang pendakwah, ia juga adalah seorang penulis dan pada masa mudanya pernah mempunyai usaha majalahnya sendiri.

Namun di balik ketenarannya di kancah pergerakan Indonesia, siapa sangka jika sosok Hamka ini dulunya adalah seorang yang nakal dan rajin membolos ke sekolah. Wah pasti banyak yang tidak percaya dengan masa lalunya ini, namun membicarakan masa lalunya bukan berarti Buya Hamka seburuk itu. Bahkan dengan segala tingkah lakunya semasa kecil, justru Malik (nama kecil Buya Hamka) beroleh banyak pengalaman yang di kemudian hari sangat berguna untuknya.

Malik Kecil

Semasa kecil, sebetulnya kehidupan malik dipenuhi dengan belajar agama di surau milik ayahnya sendiri, Abdul Karim Amrullah. Malik (panggilan kecilnya) dulunya dikenal sebagai anak yang nakal dan kerap membolos belajar, meskipun begitu Malik sangat menyukai buku bacaan dan dari sinilah permulaannya menuju dunia sastra terasah. 

Selama mengenyam pendidikan di Padang Panjang, Malik banyak belajar kepada guru diantaranya Syekh Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid, Sutan Marajo, dan Zainuddin Labay el-Yunusy. Selain bersekolah di Sumatera Thawalib, ia juga mendalami sekolah diniyah di Parabek.

Malik memiliki masa kecil yang cukup unik dan penuh warna. Meski dilahirkan dalam keluarga yang sangat religius, masa kecilnya tidak selalu berjalan mulus. Sebagaimana pemuda pada umumnya, malik juga pernah merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Namun sayangnya takdir berkata lain, ia mesti membuang jauh-jauh impian tersebut.

Sejak kecil, Malik sering membolos dan berpetualang sendirian ke berbagai tempat, baginya keluar rumah adalah pelarian dari kehidupan keluarganya (waktu itu ayahnya baru saja bercerai). Ia justru banyak belajar kehidupan dari hasil pengembaraannya di luar kelas. Ia belajar silat, belajar berpidato adat, dan belajar sastra.

Namun siapa sangka, dari hasil pengembaraannya itulah yang justru menjadikan kehidupan Malik kaya akan pengalaman. 

Buya Hamka Mulai Dikenal

Buya Hamka mulai dikenal oleh masyarakat luas setelah dirinya beranjak dewasa. Di usia produktifnya, Hamka aktif dalam menulis karya-karyanya, baik dalam bentuk terbitan majalah maupun buku. Karya-karya monumentalnya seperti “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”, “Dibawah Lindungan Ka’bah”, ataupun “Tafsir Al-Azhar”.

Karya-karya Buya Hamka telah memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sastra dan pemikiran Islam di Indonesia. Beliau dianggap sebagai salah satu sastrawan dan ulama terbesar di Indonesia. Karya-karyanya masih terus dibaca dan dipelajari hingga saat ini.

Buya Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Di antaranya seperti Filsafat, Sastra, Sejarah, Sosiologi dan Politik, baik dalam dunia Islam maupun dunia Barat.

Sumbangsih di Muhammadiyah

Meskipun telah banyak mempunyai karya, ada satu waktu sebelumnya, di mana Hamka ditolak menjadi guru di suatu sekolah di Muhammadiyah. Alasannya sederhana, bahwa Hamka tidak mempunyai Ijazah sekolah. Hal itulah yang menjadi pertimbangan pihak sekolah tidak menerimanya sebagai guru di sekolah tersebut.

Peristiwa tersebut cukup mengejutkan Buya Hamka, mengingat-dengan segala pengalamannya-ia optimis akan diterima di sana, namun sayangnya takdir berkata lain. Bukannya benci dengan organisasi masyarakat (ormas) yang telah menolaknya, justru dikemudian hari Hamka sangat aktif dalam pergerakan Muhammadiyah.

Semasa hidupnya, Hamka aktif dan turut andil dalam pergerakan Muhammadiyah. Ia biasa berbicara dalam forum Muhammadiyah atau pun nasional. Organisasi yang dilahirkan di Yogya tersebut rupanya mampu menggerakkan Buya Hamka untuk senantiasa berdakwah, sesuai dengan slogannya Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Buya Hamka memiliki hubungan yang sangat erat dengan Muhammadiyah. Organisasi Islam modern ini telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan dan pemikiran beliau. Selain daripada karirnya menjadi seorang pendakwah tersohor, Hamka juga dikenal publik sebagai pemikir Islam yang senantiasa kuat dalam berargumen.

Hamka sangat aktif dalam kegiatan Muhammadiyah. Beliau pernah menjabat sebagai pemimpin cabang Muhammadiyah, dan pada satu waktu ia ditunjuk menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama. memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Muhammadiyah. Beliau juga turut mengembangkan pendidikan dan dakwah Muhammadiyah.

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles
Jejak Historis Muhammadiyah: Dari Langgar ke Panggung Perubahan Sosial
Info IslamiSejarah

Jejak Historis Muhammadiyah: Dari Langgar ke Panggung Perubahan Sosial

Beritamuhammadiyah.com– Muhammadiyah, sebagai gerakan sosial-keagamaan, mulai didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada...

Tokoh Muhammadiyah Era Kontemporer: Seberapa Besar Pengaruh dan Kontribusi untuk Indonesia?
Sejarah

Tokoh Muhammadiyah Era Kontemporer: Seberapa Besar Pengaruh dan Kontribusi untuk Indonesia?

Beritamuhammadiyah.com – Tokoh muhammadiyah era kontemporer memiliki kontribusi besar untuk Indonesia. Selain...

Hijrah ke Habasyah Umat Muslim Meninggalkan Mekkah yang Pertama
Sejarah

Hijrah ke Habasyah: Umat Muslim Meninggalkan Mekkah yang Pertama

Beritamuhammadiyah.com – Habasyah adalah nama sebuah kota yang sekarang terletak di negara...

Perang Badar Jadi Tonggak Sejarah Islam Antara Keadilan dan Kedamaian
Sejarah

Perang Badar Jadi Tonggak Sejarah Islam Antara Keadilan dan Kedamaian

Berita Muhammadiyah – Perang badar menjadi salah satu peristiwa paling bersejarah dalam...