Home Akhlak Kenali Sifat Hasad: Perbuatan Manusia yang Menghanguskan Amal Lain
Akhlak

Kenali Sifat Hasad: Perbuatan Manusia yang Menghanguskan Amal Lain

Share
Kenali Sifat Hasad Perbuatan Manusia yang Menghanguskan Amal Lain
Share

Beritamuhammadiyah.com – Manusia memiliki sifat yang beragam, yaitu baik dan buruk yang secara bersama-sama selalu ada dalam diri manusia. Salah satu perbuatan tercela yang ada dalam diri manusia adalah sifat hasad.

Manusia juga terlahir dengan keadaan hidup  yang berbeda,  dimulai dari fisik, kesehatan, keuangan, keahlian dan masih banyak yang lainnya. Dan tentunya, manusia memiliki porsinya masing-masing namun seringkali batas tersebut terasa kabur.

Mereka  tidak menerima sehingga muncul sifat tercela yang dalam islam dapat menghanguskan pahala yaitu hasad. Salah satunya sifat yang muncul saat keadaan yang berbeda dalam setiap manusia, serta keinginan memiliki kehidupan orang lain untuk dirinya. Mari kita simak beberapa hal mengenai sifat ini:

Pengertian Hasad

Merujuk pada karya As Suluk Al-Ijtima’i fil Islam yang ditulis oleh Syaikh Hasan Ayyub dan diterjemahkan oleh Nabhani Idris, hasad diartikan sebagai perasaan iri. Sifat buruk ini mendorong seseorang untuk menginginkan agar nikmat atau keberkahan yang dimiliki oleh sesama Muslim hilang atau lenyap dari dirinya.

Hasad yang sering diterjemahkan sebagai perasaan iri dan dengki, merupakan salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dalam pandangan Islam. Sifat ini tidak hanya menciptakan kerugian bagi orang yang menjadi sasaran kedengkian, tetapi juga merusak kedamaian batin dan kebahagiaan dari individu yang memeliharanya di dalam hati.

Dalam Al-Qur’an dan hadits, umat Muslim diberikan peringatan yang tegas untuk menjauhi sifat hasad. Hal ini dikarenakan dampaknya yang sangat destruktif, baik dari sisi spiritual—mengurangi keikhlasan dan keimanan seseorang—maupun dari sisi sosial, yang dapat memicu konflik dan perpecahan di tengah masyarakat.

Akibat Memiliki Sifat Hasad 

Menurut penjelasan Al-Qurthubi, hasad diartikan sebagai dosa pertama yang pernah terjadi baik di langit maupun di bumi. Di langit, dosa ini dilakukan oleh iblis terhadap Nabi Adam AS ketika ia iri terhadap kemuliaan dan kedudukan yang diberikan Allah kepada Nabi Adam.

Sementara itu, di bumi, dosa hasad dilakukan oleh Qabil yang membunuh saudaranya, Habil, akibat rasa iri dan dengki. Hal ini dipicu oleh keputusan pernikahan Habil dengan saudari perempuan Qabil yang dianggap lebih cantik.

Orang yang memiliki sifat hasad cenderung hidup dalam keadaan penuh tekanan batin. Mereka selalu berada dalam Al Hamm, yaitu kondisi kesulitan atau kecemasan karena memikirkan hal-hal yang belum terjadi, serta Al Hazn, yakni kesedihan yang muncul akibat merenungi sesuatu yang sudah berlalu. Perasaan-perasaan ini membuat mereka tidak tenang dan sering kali terobsesi dengan urusan orang lain.

Mereka disibukkan oleh pikiran tentang nikmat dan keberkahan yang Allah SWT berikan kepada orang lain, sehingga mengabaikan peluang untuk bersyukur atas apa yang mereka miliki. Hati mereka menjadi gelisah karena terus berharap akan nikmat tertentu yang, menurut pandangan mereka, belum kunjung datang.

Lebih jauh lagi, Rasulullah SAW menegaskan bahwa sifat hasad dapat membawa dampak yang sangat merugikan. Selain mengganggu ketenangan jiwa, hasad juga dapat menghanguskan amal baik yang telah dilakukan. Rasulullah SAW bersabda:

“Jauhilah olehmu sifat hasad, karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud No.4257 dari Abu Hurairah)

Dari hadits ini, jelaslah bahwa sifat hasad tidak hanya merusak diri sendiri tetapi juga menghancurkan amal ibadah yang telah susah payah kita kumpulkan. Oleh karena itu, Islam menganjurkan kita untuk selalu bersyukur, menjaga hati dari iri dengki, dan senantiasa berdoa agar terhindar dari penyakit hati yang destruktif ini.

Itulah sedikit penjelasan mengenai sifat hasad, dari mulai pengetian hingga akibatnya memiliki sifat tercela tersebut. Sungguh rugi sifat hasad itu, mengkhawatirkan kebahagiaan orang lain dan menghancurkan dirinya sendiri.

Amal yang susah payah dikumpulkan akan hilang. Pada akhirnya apapun yang terjadi, hanya harus menyayangi diri sendiri dan tidak mendapat apapun.

Penulis: Ai Afifah

Editor: Ghina Shelda Aprelka

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles
Moderasi Islam ala Muhammadiyah
Akhlak

Moderasi Islam ala Muhammadiyah: Jalan Tengah Menuju Kedamaian

Beritamuhammadiyah.com- Islam selalu diajarkan sebagai agama yang mengedepankan keseimbangan, toleransi, dan harmoni....

Ukhuwah Islamiyah Bersama Muhammadiyah
Akhlak

Ukhuwah Islamiyah Bersama Muhammadiyah: Merajut Persatuan di Tengah Perbedaan

Beritamuhammadiyah.com- Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga ukhuwah atau persaudaraan. Ukhuwah Islamiyah,...

Kenali Sifat Wajib dan Mustahil Rasul Bentuk Meneladani Akhlak Terdahulu
Akhlak

Kenali Sifat Wajib dan Mustahil Rasul: Bentuk Meneladani Akhlak Terdahulu

Beritamuhammadiyah.com – Para Nabi dan Rasul merupakan makhluk Allah SWT yang diberikan...

Susahnya Kita Minta Maaf Kepada Orang Lain
Akhlak

Susahnya Kita Minta Maaf Kepada Orang Lain

Beritamuhammadiyah.com- Minta maaf adalah hal yang lumrah dilakukan oleh seseorang di dunia...