Berita Muhammadiyah – Penaklukan kota Mekkah merupakan peristiwa yang bersejarah dalam Islam. Hal ini juga menandai kemenangan besar untuk Islam ketika perang kaum Quraisy dan umat Muslim yang terjadi pada tahun 8 Hijriah usai 2 dekade konflik.
Penaklukan Kota Mekkah Ditandai dengan Diusirnya Rasulullah oleh Kaum Quraisy
Seperti diketahui, semasa Nabi Muhammad melakukan dakwah untuk menyebarkan agama Islam dan perjuangannya ini tidak semudah dibayangkan, bahkan mengalami penolakan dari kaum Quraisy yang lebih percaya terhadap berhala. Bahkan Rasulullah dan para sahabatnya juga sampai mendapatkan ancaman dan diusir dari Mekkah oleh kaum Quraisy. Mereka akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Madinah.
Umat Muslim yang ada di Madinah ketika mengetahui Rasulullah diusir dari Mekkah merasa senang menyambut kedatangannya hingga Rasulullah menjuluki umat Muslim di Madinah sebagai kaum Anshar dan sahabat yang ikut hijrah di Madinah disebut kaum Muhajirin.
Dalam Hadits Riwayat Al Tirmidzi menjelaskan kalau Nabi Muhammad telah diusir oleh kaum Quraisy dari Mekkah, sebagaimana Rasulullah bersabda:
“Betapa indahnya dirimu (Mekkah). Engkaulah memang yang sangat kucintai. Seandainya saja dulu itu penduduk Mekkah memang tidak mengusirku. Pasti aku akan tetap berada disini.”
Dalam hadits itu dijelaskan kalau Rasulullah sengaja hijrah demi menyelamatkan umat Muslim yang tersiksa disana karena cemoohan orang kafir Quraisy.
Rasulullah Melakukan Penaklukan Kota Mekkah Usai Bertahun – Tahun Ditindas
Usai bertahun – tahun alami penindasan dari diusir dari Mekkah. Umat Muslim dan Nabi muhammad akhirnya bisa hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 SM. Kendati mereka bisa memasuki Mekkah, tapi kaum Quraisy masih menindas dan telah terjadinya perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq yang mana menandai terjadinya konflik antara kaum Muslim dan Quraisy.
Namun, Nabi Muhammad melakukan kesepakatan perdamaian dengan kaum Quraisy pada tahun 628 SM melalui Perjanjian Hudaibiyah. Dimana dalam perjanjian ini berisikan terkait kesepakatan selama 10 tahun umat Muslim bisa menunaikan ibadah haji ke Makkah pada tahun berikutnya. Hanya saja, ketika 2 tahun kemudian justru kaum Quraisy melanggar perjanjian itu dan mendukung Bani Bakr untuk menyerang Bani Khuza’ah sebagai sekukut Muslim. Pelanggaran ini membuat kaum Muslim murka di Madinah dan meminta nabi Muhammad SAW agar bisa memberikan sanksi kepada kaum Quraisy.
Nabi Muhammad lalu mengambil keputusan untuk bisa melakukan penaklukan kota Mekkah dengan kekuatan tanpa adanya kekerasan. Ia mengumpulkan sekitar 10.000 bala bantuan dari pasukan Muslim dari berbagai kabilah dan ia menunjukkan kalau adanya persatuan umat Muslim dalam menghadapi Quraisy. Ia sengaja untuk menyembunyikan rencana penaklukan kota mekkah ini dari mereka agar tidak mengetahui pasukannya telah datang kesana.
Ketika menuju Mekkah, Nabi Muhammad SAW ini meminta pertolongan kepada Allah agar dilancarkan usahanya untuk bisa berdamai tanpa terjadi pertumpahan darah. Nabi Muhammad SAW waktu itu meminta para sahabatnya agar membakar api unggun pada malam hari agar pasukan umat Muslim bisa membuat takut kaum Quraisy.
Ketika pasukan umat Muslim mendekat Makkah. Pemimpin Quraisy bernama Abu Sufyan langsung menemui nabi Muhammad SAW dan melakukan percakapan dengannya dan akhirnya ia memutuskan untuk menerima Islam. Abu Sufyan pada waktu itu orang Quraisy yang paling disegani oleh kaumnya dan akhirnya jalan berdamai berjalan mulus tanpa terjadi pertumpahan darah.
Usai itu, umat Muslim bisa memasuki kota Mekkah tanpa adanya gangguan dari kaum Quraisy. Namun, Nabi Muhammad SAW tetap menghimbau agar tidak terjadi kekerasan antara kedua kaum dan ia memberikan janji keselamatan bagi penduduk disana termasuk ke Abu Sufyan.
Nabi Muhammad yang bisa memasukkan Mekkah langsung menuju ka’bah dan membuang berhala yang ada disana untuk disembah oleh kaum Quraisy dan ia menegaskan kalau hanya Allah yang harus disembah dan tidak ada Tuhan selain Allah.
Rasulullah yang memang tidak pernah memaksa siapapun untuk masuk ke Islam termasuk kaum Quraisy. Lantas bertanya kepada mereka:
“Apa yang sebenarnya kalian sangat harapkan dariku?” beliau bertanya dan mereka menjawab “kami berharap engkau itu akan memperlakukan kami dengan baik dan karena engkau saudara yang mulia.” Nabi Muhammad SAW lantas berkata. “Pergilah kalian telah bebas.”
Tanpa ada rasa dendam, Nabi Muhammad mengajarkan kalau Islam itu adalah agama yang damai dan penuh kasih sayang. Kemudian, banyak penduduk Mekkah yang memeluk agama Islam.
Kesimpulan
Penaklukan kota Mekkah memang berdampak besar terhadap berkembangnya Islam. Dengan sikap welas asih dan penuh kasih sayang serta menjaga perdamaian, Nabi Muhammad SAW bisa untuk memenangkan hati kaum kafir disana untuk bisa memeluk agama Islam, meski awalnya terjadi penolakan. Hal ini menandakan kalau Islam itu agama damai, mudah memaafkan, dan adil.
Baca Juga: 7 Tips Bikin Muka Glowing Dalam Islam
Leave a comment