Beritamuhammadiyah.com- Bagi sebagian orang mungkin nama Dawam Rahardjo agak asing. Meskipun kontribusi pemikirannya sangat besar untuk Muhammadiyah dan ilmu pengetahuan secara umum, khususnya Ekonomi, Dawam Rahardjo kurang begitu populer di kalangan masyarakat bawah.
Dawam Rahardjo, seorang pemikir Muslim Indonesia yang produktif, memiliki kontribusi pemikiran yang signifikan tentang Muhammadiyah.
Sebagai intelektual yang banyak terlibat dalam dinamika pemikiran Islam, Dawam sering menyampaikan pandangannya mengenai peran, tantangan, dan arah gerak Muhammadiyah
Profil Singkat Dawam Rahardjo
Dawam lahir pada 20, April 1942, di Solo, Jawa Tengah, dengan nama lengkap Mohamad Dawam Rahardjo. Dia menyelesaikan pendidikan S1 di UGM di bidang Ilmu Ekonomi.
Lulus dari UGM, ia aktif berkarier di dunia pendidikan. Dia sempat menjadi Direktur LP3ES, Rektor Universitas Islam 45 Bekasi, hingga Ketua Tim Penasihat Presiden BJ Habibie pada 1999.
Dikutip dari Detik, Dawam juga sempat menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim pada 1995 hingga 2000. Dawam juga aktif tergabung dalam Aliansi Masyarakat Madani untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan besutan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Dawam dikenal sebagai intelektual muslim, ekonom, dan penulis yang berkontribusi besar dalam pemikiran Islam modern dan keadilan sosial.
Dia aktif menyampaikan pemikirannya terkait isu-isu sosial, ekonomi, pluralisme, dan agama.
Sedikit Pemikiran Dawam Rahardjo Secara Umum
Pemikiran Dawam Rahardjo menekankan pentingnya reinterpretasi ajaran Islam agar tetap relevan dengan tantangan modernitas. Menurutnya penting, supaya umat tidak jatuh pada gejala sekularisme.
Ia percaya bahwa Islam tidak hanya sebagai pedoman moral individu, tetapi juga sebagai panduan dalam membangun tatanan sosial yang berkeadilan.
Dalam gagasannya tentang ekonomi Islam, Dawam mendorong pengembangan sistem yang mengutamakan kesejahteraan umat melalui model-model seperti koperasi dan lembaga keuangan syariah.
Baginya, ekonomi Islam harus berfungsi sebagai alat pemberdayaan umat, bukan sekadar simbol formalitas keagamaan.
Khusus Pemikiran Dawam Rahardjo tentang Pluralisme
Dawam juga dikenal sebagai pendukung pluralisme dan dialog antaragama. Dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, ia percaya bahwa Islam dapat menjadi kekuatan pemersatu yang mendorong harmoni di tengah perbedaan.
Sikapnya terhadap pluralisme tercermin dalam berbagai karya dan aktivitasnya, termasuk melalui kepemimpinannya di Yayasan Paramadina, di mana ia mendorong dialog lintas agama sebagai sarana memperkuat kohesi sosial.
Ia juga melakukan otokritik terhadap Muhammadiyah. Menurutnya Muhammadiyah terlalu fokus dengan formalisme agama.
Ia mengingatkan pentingnya kembali pada nilai-nilai substansial Islam, seperti keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Karena kerja-kerja intelektual dan aktivismenya itu, ia mendapat penghargaan Ramon Magsaysay Award pada 1993. Penghargaan itu sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam mempromosikan demokrasi, pluralisme, dan nilai-nilai universal yang berpijak pada tradisi Islam.
Hingga wafatnya pada 31 Mei 2018, Dawam tetap dikenang sebagai pemikir yang menjembatani tradisi Islam dengan modernitas, memberikan warisan intelektual yang relevan bagi Indonesia dan dunia.
Leave a comment