Beritamuhammadiyah.com- Organisasi Muhammadiyah menggunakan tarjih dan tajdid dalam memahami ajaran Islam. Kedua pendekatan tersebut merupakan bentuk komitmen Muhammadiyah dalam mengabdikan dirinya kepada Agama Islam, yakni dengan menunjukkan dan mengambil bagian mana yang akan dijadikan sebagai pedoman.
Sebab dalam ajaran Islam terdapat yang namanya Mazhab, di mana ia berfungsi sebagai pedoman umat Islam dalam mengimplementasikan ajaran Islam. Namun, terdapat beberapa mazhab yang umum diikuti oleh banyak umat Islam di dunia, yakni mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali.
Dan keempat mazhab tersebut biasa disebut dengan istilah 4 imam mazhab, dimana masing-masing dari mereka mempunyai pendapat atau paham dalam memahami, menginterpretasi, dan mengamalkan ajaran agama, khususnya dalam aspek fiqh (hukum Islam).
Muhammadiyah Menggunakan Tarjih dan Tajdid
Mazhab muncul sebagai hasil ijtihad para ulama dalam merespons berbagai persoalan hukum yang tidak secara eksplisit diatur dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Namun Muhammadiyah memilih untuk bermazhab dari salah satu dari keempat imam mazhab tersebut.
Muhammadiyah menggunakan tarjih dan tajdid sebagai pedoman mereka dalam hal peribadatan. Tarjih sendiri adalah pembaruan, sedangkan tarjih adalah pemilihan yang lebih tepat.
Dalam hal ini Muhammadiyah berusaha menunjukkan dan membandingkan pendapat dari keempat imam mazhab, dan mengambil jalan tengah yang disepakati (pendapat paling tepat) berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
Alasan Muhammadiyah Menggunakan Tarjih dan Tajdid
Ormas Muhammadiyah dikenal sebagai ormas pembaruan, di mana dakwah yang disajikan oleh ormas ini mengedepankan pembaruan. Pembaruan di sini bukan dimaknai memperbarui ajaran Islam, melainkan dakwah yang menyesuaikan dengan zaman tanpa mengubah inti dari ajaran Islam.
1. Berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah
Muhammadiyah menekankan bahwa sumber utama ajaran Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Mereka berusaha memahami dan mengamalkan Islam langsung dari kedua sumber ini tanpa terikat pada mazhab tertentu.
2. Pendekatan Tajdid (Pembaruan)
Tajdid berarti memperbarui pemahaman dan praktik Islam agar sesuai dengan konteks zaman, tanpa meninggalkan prinsip dasar Islam. Muhammadiyah berusaha membersihkan praktik keagamaan dari unsur-unsur yang dianggap bid’ah, khurafat, dan tahayul.
Selain itu, konsep pembaruan juga bisa membuat Muhammadiyah tetap adaptif dalam perkembangan zaman.
3. Metode Tarjih (Pemilihan Pendapat Terkuat)
Dalam menghadapi berbagai pendapat ulama, Muhammadiyah menggunakan metode tarjih untuk memilih pendapat yang dinilai paling kuat berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah.
4. Menghindari Fanatisme Mazhab
Muhammadiyah ingin menghindari sikap fanatisme terhadap satu mazhab tertentu. Sebab sikap fanatik akan membawa pada perbuatan merasa paling benar tanpa menelisik lebih lanjut terkait kuat-lemahnya suatu dalil dan relevansi zaman.
5. Responsif terhadap Perkembangan Zaman
Dengan Muhammadiyah menggunakan tarjih dan tajdid dan tidak terikat pada mazhab tertentu, tentu lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan zaman dan menghadirkan solusi yang relevan terhadap persoalan umat Islam di era modern.
Ini terbukti dengan keputusan dan kebijakan Muhammadiyah dalam tatanan sosial keagamaan sehingga bisa menebar kebermanfaatan lebih luas.
Mazhab hadir untuk memudahkan umat dalam memahami hukum Islam sesuai dengan konteks dan kebutuhan zaman. Meski berbeda-beda, namun ormas Muhammadiyah menggunakan tarjih dan tajdid yang tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Perbedaan Muhammadiyah menggunakan tarjih dan tajdid ini seharusnya bisa disikapi sebagai suatu ijtihad yang memperkaya khazanah pemikiran Islam, bukan menjadi sumber perpecahan.
Leave a comment