Home Ibadah Menuntut Ilmu dalam Kitab Alala: Beberapa Arti Penting untuk Dipetik Hikmahnya
Ibadah

Menuntut Ilmu dalam Kitab Alala: Beberapa Arti Penting untuk Dipetik Hikmahnya

Share
Menuntut Ilmu dalam Kitab Alala Beberapa Arti Penting untuk Dipetik Hikmahnya
Share

Beritamuhammadiyah.com – Pembahasan menuntut ilmu dalam kitab Alala sangatlah penting untuk diulas. Bagi umat muslim maupun muslimah merupakan sebuah kewajiban dalam menuntut ilmu, sesuatu yang utama dan sangat harus dilakukan.

Namun sering kali dalam perjalanan mencari ilmu kita sering merasa tidak mendapatkan apa yang menjadi tujuan. Mari evaluasi, apa alasan kenapa itu terjadi? Mungkin ada beberapa prinsip atau proses mencari ilmu yang harus diperhatikan namun terlewat.

Mengambil dari Alala Tanalul ‘Ilma yang dikarang oleh Syaikh Abu Basyir Al-Dimawi yang merupakan salah satu kitab yang membicarakan mengenai metode belajar, tujuan belajar, strategi belajar, prinsip belajar dan masih banyak lainnya.

Penggalan Nadhom Tentang Menuntut Ilmu dalam Kitab Alala

Pengenalan awal terkait pembahasan menuntut ilmu dalam kitab Alala yaitu dengan adanya beberapa nadhom. Berikut beberapa kutipan nadhom yang membahas tentang menuntut ilmu dalam kitab Alala.

اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِســــِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ

Ingat, kalian tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara # aku akan memberi tahumu tentang kumpulan nya dengan penjelasan

 ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ # وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ 

Yaitu cerdas, semangat, sabar, biaya # dan petunjuk ustadz dan lama waktunya.

Arti Penting di Nadhom Menuntut Ilmu dalam Kitab Alala

1. Cerdas

Ulama membagi kecerdasan menjadi dua jenis. Pertama, “muhibatun minallah” atau kecerdasan yang diberikan oleh Allah. Contohnya adalah seseorang yang memiliki kemampuan hafalan yang luar biasa.

Kedua, kecerdasan yang diperoleh melalui usaha atau “muktasab”. Seperti mencatat, mengulang pelajaran, berdiskusi, dan aktivitas lainnya yang menunjang pembelajaran.

2. Semangat (Bersungguh-sungguh)

Kesungguhan adalah kunci kesuksesan. Dalam menuntut ilmu, semangat dan keseriusan menjadi modal utama untuk menguasai apa yang dipelajari.

Sebagaimana pepatah mengatakan, “Man Jadda wa Jadda” yang artinya “Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti berhasil”. Semangat merupakan juga syarat ketika menuntut ilmu dalam kitab Alala.

3. Sabar

Sabar menjadi syarat penting dalam proses menuntut ilmu. Kesabaran diperlukan dalam belajar, menghadapi ujian, bahkan dalam menghadapi hukuman atau kesulitan yang mungkin muncul selama proses tersebut.

Hidup ini adalah rangkaian ujian, dan Allah akan menguji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu. Jika kita mampu melewatinya, derajat kita akan diangkat ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagaimana pepatah mengatakan: “Orang yang cerdas adalah mereka yang tidak pernah berhenti belajar”.

4. Adanya Biaya (Bekal)

Menuntut ilmu membutuhkan bekal, baik berupa biaya, waktu, maupun pengorbanan lainnya. Misalnya, Imam Malik pernah menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya demi melanjutkan pembelajarannya.

Imam Ahmad bin Hanbal juga menempuh perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Suatu ketika, beliau berjanji untuk bertemu Imam Syafi’i di Mesir, tetapi tidak dapat memenuhi janji tersebut karena kekurangan bekal. Untuk mendapatkan ilmu, seseorang harus bersedia berkorban, bahkan hingga nyawa sekalipun.

5. Guru yang Mengajarkan

Bimbingan seorang guru sangat penting, terutama dalam mempelajari ilmu agama Islam. Belajar secara otodidak dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an atau hadis.

Karena itulah, kita diwajibkan untuk menghormati dan memuliakan guru, agar mendapatkan ridha mereka. Ridha guru dapat menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

6. Waktu yang Cukup Lama

Menuntut ilmu membutuhkan waktu yang panjang dan tidak bisa diperoleh dalam waktu singkat. Imam Al-Baihaqi mengatakan: “Ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan meluangkan waktu.”

Ketika Imam Al-Qadhi ditanya, “Sampai kapan seseorang harus belajar?” Beliau menjawab, “Sampai ia wafat, bahkan tinta penanya ikut terkubur bersama jasadnya.”

Demikianlah beberapa arti penting dari penggalan nadhom yang membahas tentang menuntut ilmu dalam kitab Alala. Hal tersebut tentunya dapat dipetik hikmahnya, terutama pada pelajar atau penuntut ilmu Muslim.

Semoga kita mampu memahami dan menerapkan syarat-syarat menuntut ilmu. Jangan pernah menyerah, terutama bagi para pelajar Muslim. Dunia ini memiliki begitu banyak hal yang perlu dipelajari, sementara waktu yang kita miliki sangat terbatas.

Penulis: Ai Afifah

Editor: Ghina Shelda Aprelka

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles
Keutamaan Puasa di Bulan Syaban: Menyambut Bulan Ramadhan Penuh Semangat
Ibadah

Keutamaan Puasa di Bulan Syaban: Menyambut Bulan Ramadhan Penuh Semangat

Beritamuhammadiyah.com – Tahukah kamu tentang keutamaan puasa di bulan syaban? Bulan Syaban...

Melawan Radikalisme Melalui Dakwah Islam yang Damai
Ibadah

Melawan Radikalisme Melalui Dakwah Islam yang Damai

Beritamuhammadiyah.com- Radikalisme dan ekstremisme telah menjadi isu global yang mengancam stabilitas masyarakat,...

Muhammadiyah Menggunakan Tarjih dan Tajdid, Ini 5 Alasannya
Ibadah

Muhammadiyah Menggunakan Tarjih dan Tajdid, Ini 5 Alasannya

Beritamuhammadiyah.com- Organisasi Muhammadiyah menggunakan tarjih dan tajdid dalam memahami ajaran Islam. Kedua...

Macam-Macam Iddah Bagi Perempuan
Ibadah

Wajib Tahu!, Berikut Adalah 6 Macam-Macam Iddah Bagi Perempuan

BERITAMUHAMMADIYAH.COM – Macam-macam iddah bagi perempuan yang ditinggal suami sudah dijelaskan melalui...