Beritamuhammadiyah.com – Habasyah adalah nama sebuah kota yang sekarang terletak di negara Ethiopia, sebuah kerajaan di Benua Afrika. Hijrah ke Habasyah, dilakukan atas perintah Nabi Muhammad SAW untuk menghindari penyiksaan dan penindasan yang dilakukan oleh kaum Quraisy.
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengetahui bahwa Raja Ashhaman An-Najasyi di Habasyah adalah seorang penguasa yang adil, dimana tidak ada yang teraniaya di bawah pemerintahannya. Karena itu, Rasulullah SAW memerintahkan beberapa orang Muslim untuk hijrah ke Habasyah guna melepaskan diri dari cobaan sambil mempertahankan agama mereka.
Hijrah ke Habasyah ini menjadi upaya untuk menyelamatkan diri dari fitnah yang dilakukan kaum Quraisy dan untuk menjaga agama mereka tetap pada jalan Allah SWT. Inilah beberapa pembahasan mengenai hijrah ke Habasyah.
Latar Belakang Hijrah ke Habasyah
Latar belakang hijrah ke Habasyah ini disebabkan oleh peningkatan penyiksaan terhadap umat Muslim oleh kaum kafir di Mekkah. Sejak pertengahan tahun keempat kenabian, intimidasi dan penyiksaan semakin keras, dengan kaum Quraisy meneror kaum Muslimin dengan sangat kejam.
Pada saat itulah, Allah menurunkan Surat Al-Kahfi yang menginspirasi umat Islam dengan tiga kisah. Kisahj tersebut yaitu terdiri dari Ashabul Kahfi, Khidhr dan Musa, serta Dzul Qarnain.
Proses Hijrah ke Habasyah
Hijrah dilakukan secara sembunyi-sembunyi dalam dua kelompok. Kaum Muslimin berangkat menuju Habasyah, dipimpin oleh Usman bin Maz’un, bersama Usman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah, yang merupakan putri Rasulullah SAW.
Mereka berjalan di malam hari secara diam-diam menuju pantai agar tidak diketahui oleh kaum Quraisy. Saat tiba di pelabuhan Syaiban, mereka menemukan dua kapal yang sedang berangkat menuju Habasyah.
Setelah kaum Quraisy mengetahui keberangkatan mereka, mereka mulai mengejar, namun kaum Muslimin berhasil melarikan diri dengan selamat. Sesampainya di Habasyah, kaum Muslimin diperlakukan dengan baik oleh penduduk setempat.
Meskipun saat itu Habasyah bukan negara Islam, orang kafir di sana berbeda dengan kafir Mekkah yang memperlakukan umat Muslim dengan sangat buruk. Setelah mendapatkan perlindungan di Habasyah, beberapa sahabat mencoba kembali ke Mekkah.
Namun, situasi keamanan di Mekkah semakin memburuk, sehingga kaum Muslimin kembali lagi ke Habasyah untuk kedua kalinya. Oleh karenanya, setelah adanya hijrah ke Habasyah yang pertama, ada juga yang kedua karena situasi yang tidak memungkinkan di saat tersebut.
Hikmah dari Peristiwa Hijrah ke Habasyah
Ada banyak hikmah yang dapat di ambil dari peristiwa hijrah ke Habasyah. Berikut ini merupakan hikmah yang dapat diambil dari peristiwa hijrah pertama ke habasyah, yaitu diantaranya:
1. Mempertahankan Akidah merupakan Kewajiban
Hijrah kehabasyah merupakan pilihan yang sult bagi Rasulullah SAW dan kaumnya pada masa itu. Keharusan meninggalkan tanah air, sanak saudara untuk hidu di negeri baru.
Tapi demi memmpertahankan agamanya, kaum Muslimin tetap berangkat dan bertahan selama beberapa waktu hingga kondisi dianggap baik. Mempertahankan akidah merupakan kewajiban yang dapat diambil dari kisah hijrah ke Habasyah.
2. Penanaman Nilai-nilai Toleransi
Habasyah bukanlah negeri yang kebanyakan menganut agama Islam atau sebagai Muslim. Namun Rasulullah SAW dengan pertimbangan raja yang adil memilih berhijrah kesana.
Walalupun berbeda agama, Habasyah tetap menerima kedatangan kaum Muslim dan melindunginya dari kaum kafir Mekkah.
Itulah beberapa poin singkat dan penting mengenai pembahasan hijrah ke Habasyah meninggalkan Mekkah. Hal itu dapat dijadikan teladan dan diambil hikmahnya, terkhusus untuk umat Rasulullah SAW.
Penulis: Ai Afifah
Editor: Ghina Shelda Aprelka
Leave a comment